MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA MELALUI KATA-KATA MOTIVASI
Oleh :
Ilham Bashirudin
Image atau citra karyawan yang bekerja di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saat ini di mata masyarakat adalah negatif. Hal ini bisa dilihat dari opini masyarakat banyak yang mengatakan bahwa karyawan BUMN kebanyakan tidak disiplin, malas bekerja, kurang produktif daan banyak “cap” negatif lainnya yang sematkan pada karyawan BUMN. Salah satu hal yang melatarbelakangi sifat-sifat di atas adalah kurangnya motivasi diri dari karyawan BUMN, oleh karena itulah tulisan ini mencoba untuk membahas cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan kurangnya motivasi diri seperti yang telah dijelaskan di atas. Pembahasan dalam tulisan ini lebih banyak menyoroti cara membangkitkan motivasi diri pada dimensi mental untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan BUMN, hal ini di karenakan sifatnya yang lebih universal bila dibandingkan dengan dimensi yang lain yang lebih bersifat subjektif.
Definisi Motivasi
Definisi motivasi adalah “a set of energetic forces that originates both within as well as beyond an individual’s being, to initiate work-related behaviour, and to determine its form, direction, intensity, and duration” (Pinder, dalam Donovan, 2001, p.53). Diterjemahkan secara bebas, Motivasi adalah sekelompok pendorong yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Berasal baik dari dalam maupun dari luar individu
Dapat menimbulkan perilaku bekerja dan juga dapat menentukan bentuk, tujuan, intensitas, dan lamanya perilaku bekerja tadi
Menurut Kartini Kartono, motivasi adalah dorongan terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu. Dengan dorongan (driving force) di sini dimaksudkan: desakan yang alami untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup dan merupakan kecenderungan untuk mempertahankan hidup.
Sedangkan menurut Muslimin motivasi yang ada pada setiap orang tidaklah sama (selengkapnya), berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Untuk itu, diperlukan pengetahuan mengenai pengertian dan hakikat motivasi, serta kemampuan teknik menciptakan situasi sehingga menimbulkan motivasi/dorongan bagi mereka untuk berbuat atau berperilaku sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh organisasi.
Untuk menghindarkan kekurangtepatan penggunaan istilah motivasi ini, perlu dipahami pendapat M. Manullang tentang adanya istilah-istilah yang mirip dan sering dikacaukan tentang motivasi tersebut antara lain: motif dan motivasi.
1. Motif
Kata motif disamakan artinya dengan kata-kata motive, motif, dorongan, alasan dan driving force. Motif adalah daya pendorong atau tenaga pendorong yang mendorong manusia untuk bertindak atau suatu tenaga di dalam diri manusia yang menyebabkan manusia bertindak. Dikatakan bahwa rumusan yang berbunyi motive are the way of behaviour adalah tepat. Artinya, mengapa timbul tingkah laku seseorang, itulah motive
2. Motivasi
Motivasi adalah faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa motivasi pada dasarnya adalah kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan (action atau activities) dan memberikan kekuatan (energy) yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidakseimbangan.
Oleh karena itu tidak akan ada motivasi, jika tidak dirasakan rangsangan-rangsangan terhadap hal semacam di atas yang akan menumbuhkan motivasi, dan motivasi yang telah tumbuh memang dapat menjadikan motor dan dorongan untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan atau pencapaian keseimbangan.
Urgensi Motivasi Diri pada Organisasi
Dalam melakukan kegiatannya, sebuah organisasi mengacu pada visi dan misi yang telah ditetapkan. Motivasi menjadi modal dan pemicu awal sebelum orang berpikir tentang visi dan bereaksi.Tanpa motivasi, visi akan dangkal, sehingga sebetulnya tak dapat disebut sebagai visi, namun lebih tepat disebut sebagai “nafsu”, yakni keinginan sesaat untuk meraih kesenangan apa yang ada di depan mata. Tidak ada keinginan untuk meraih cita-cita tinggi dengan melalui pengorbanan dan perjuangan. Disinilah letak urgensi motivasi pada organisasi dalam tujuannya mewujudkan visi yang telah ditetapkan sebelumnya. Tanpa motivasi aksi juga hanya sekedar retorika. Tak akan terwujud walau sering diucapkan dan dipikirkan.
Dalam memuncukan motivasi pada anggota suatu organisasi dapat dilakukan, salah satunya melalui teori Higiene-Motivator. Ada 2 jenis motivasi pada teori ini yaitu :
Motivasi intrinsik (motivator)
motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri. Kontinum motivasi ini adalah dari kepuasan rendah kepada kepuasan tinggi
motivasi ekstrinsik (higiene)
motivasi yang berasal dari lingkungan. Kontinum motivasi ini adalah dari ketidak puasan rendah kepada ketidak puasan tinggi
Dari penjelasan kedua teori tersebut, dapat dikatakan jika teori ekstrinsik tidak mampu membuat orang puas. Hanya mampu mengeliminir ketidakpuasan. Kepuasan dapat diraih melalui motivasi instrinsik.
Ada banyak hal yang menjadi urgensi dari memotivasi diri, namun ada 3 hal pokok yang menjadi urgensi dalam memotivasi diri yang berhubungan dengan suatu organisasi, hal tersebut adalah :
Tekun dalam bekerja
Orang yang dapat memotivasi dirinya sendiri akan tamapak dari ketekunannya dalam bekerja. Ia akan bekerja secara rutin dan berkesinambungan, bukan bekerja secara temporer dan flktuatif
Selalu berinisiatif dan kreatif
Kemampuan memotivasi diri juga akan membuat kita selalu berinisiatif dan kreatif.inisiatif adalah berbuat terlebih dahulu sebelum orang lain melakukannya. Kreatif adalah kemampuan untuk menghadirkan ide-ide baru. Inisiatif dan kreatif menjadi karakter orang yang mampu memotivasi diri karena dua sifat tersebut membutuhkan semangat untuk menghadapi tantangan. Hal ini hanya dimiliki oleh orang yang mampu memotivasi diri
Produktivitas dalam bekerja tinggi
Orang yang mampu memotivasi diri, akan mampu menyenangi pekerjaannya sehingga dia akan lebih produktif dibandingkan orang lain.
Pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah bagaimana cara untuk menumbuh kembangkan motivasi diri di lingkungan organisasi? Sumber pemicu untuk menumbuhkan motivasi diri pada manusia menurut Satria Hadi Lubis dalam bukunya Total Motivation , ada 4 dimensi yaitu :
Visualisasi (visualitation) untuk dimensi mental
Tanggung jawab (responsibility) untuk dimensi spiritual
Kenyamanan dan kesukaan (excited) untuk dimensi emosional
Gerakan (move) untuk dimensi fisik
Salah satu cara yang bisa diaplikasikan dalam suatu organisasi atau area kerja adalah dengan menempel kata-kata penggugah semangat di tempat yang mudah dilihat.
Dengan melakukan hal tersebut, maka secara tidak langsung akan menanamkan suatu informasi ke dalam otak bawah sadar (teknik affirmatif ) karena seringnya melihat dan membaca kata-kata tersebut. Pengendapan kata-kata tersebut di otak bawah sadar lambat laun akan memicu otak untuk melakukan hal yang sudah tertanam di alam bawah sadar tersebut. Sehingga proses untuk menggiring pola pikir dari seseorang (getting to the right mindset) akan lebih cepat. Hal ini juga sejalan dengan hukum ketertarikan atau The law of attraction yang dikemukakan oleh Michael J Losier, hukum ini berisi segala sesuatu yang kita pikirkan dengan segenap perhatian energi, dan konsentrai pikiran, baik hal yang positif maupun negatif akan datang ke dalam kehidupan kita.
Dengan perkataan lain, hukum ketertarikan itu akan merespons segala getaran yang kita buat. Seperti apa responnya, tergantung pada getaran yang kita pancarkan. Sederhananya, jika pikiran kita menari-nari di cakrawala positif, maka pengalaman positif yang akan muncul. Sebaliknya, jika negatif, maka hal negatif yang akan dipancarkan.
Rekomendasi
Dari uraian di atas, rekomendasi yang diberikan terkait dengan meningkatkan produktivitas karyawan adalah dengan menempel kata-kata penggugah semangat di tempat yang mudah dilihat dan menggantinya jika dirasakan telah berkurang efeknya. Melalui hal tersebut diharapkan kinerja karyawan akan meningkat sehingga dapat sedikit demi sedikit menghapus image kurang baik yang disematkan pada karyawan BUMN.
Referensi
http://id.wikipedia.org/
http://rumahbelajarpsikologi.com/
http://www.ugmc.bizland.com/
Sabili, No. 07 TH. XVI 23 OKTOBER 2008/23 SYAWAL 1429
Total Motivation, Lubis Satria Hadi, PRO-YOU : Yogyakarta, 2008.
Definisi Motivasi
Definisi motivasi adalah “a set of energetic forces that originates both within as well as beyond an individual’s being, to initiate work-related behaviour, and to determine its form, direction, intensity, and duration” (Pinder, dalam Donovan, 2001, p.53). Diterjemahkan secara bebas, Motivasi adalah sekelompok pendorong yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Berasal baik dari dalam maupun dari luar individu
Dapat menimbulkan perilaku bekerja dan juga dapat menentukan bentuk, tujuan, intensitas, dan lamanya perilaku bekerja tadi
Menurut Kartini Kartono, motivasi adalah dorongan terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu. Dengan dorongan (driving force) di sini dimaksudkan: desakan yang alami untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup dan merupakan kecenderungan untuk mempertahankan hidup.
Sedangkan menurut Muslimin motivasi yang ada pada setiap orang tidaklah sama (selengkapnya), berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Untuk itu, diperlukan pengetahuan mengenai pengertian dan hakikat motivasi, serta kemampuan teknik menciptakan situasi sehingga menimbulkan motivasi/dorongan bagi mereka untuk berbuat atau berperilaku sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh organisasi.
Untuk menghindarkan kekurangtepatan penggunaan istilah motivasi ini, perlu dipahami pendapat M. Manullang tentang adanya istilah-istilah yang mirip dan sering dikacaukan tentang motivasi tersebut antara lain: motif dan motivasi.
1. Motif
Kata motif disamakan artinya dengan kata-kata motive, motif, dorongan, alasan dan driving force. Motif adalah daya pendorong atau tenaga pendorong yang mendorong manusia untuk bertindak atau suatu tenaga di dalam diri manusia yang menyebabkan manusia bertindak. Dikatakan bahwa rumusan yang berbunyi motive are the way of behaviour adalah tepat. Artinya, mengapa timbul tingkah laku seseorang, itulah motive
2. Motivasi
Motivasi adalah faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa motivasi pada dasarnya adalah kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan (action atau activities) dan memberikan kekuatan (energy) yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidakseimbangan.
Oleh karena itu tidak akan ada motivasi, jika tidak dirasakan rangsangan-rangsangan terhadap hal semacam di atas yang akan menumbuhkan motivasi, dan motivasi yang telah tumbuh memang dapat menjadikan motor dan dorongan untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan atau pencapaian keseimbangan.
Urgensi Motivasi Diri pada Organisasi
Dalam melakukan kegiatannya, sebuah organisasi mengacu pada visi dan misi yang telah ditetapkan. Motivasi menjadi modal dan pemicu awal sebelum orang berpikir tentang visi dan bereaksi.Tanpa motivasi, visi akan dangkal, sehingga sebetulnya tak dapat disebut sebagai visi, namun lebih tepat disebut sebagai “nafsu”, yakni keinginan sesaat untuk meraih kesenangan apa yang ada di depan mata. Tidak ada keinginan untuk meraih cita-cita tinggi dengan melalui pengorbanan dan perjuangan. Disinilah letak urgensi motivasi pada organisasi dalam tujuannya mewujudkan visi yang telah ditetapkan sebelumnya. Tanpa motivasi aksi juga hanya sekedar retorika. Tak akan terwujud walau sering diucapkan dan dipikirkan.
Dalam memuncukan motivasi pada anggota suatu organisasi dapat dilakukan, salah satunya melalui teori Higiene-Motivator. Ada 2 jenis motivasi pada teori ini yaitu :
Motivasi intrinsik (motivator)
motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri. Kontinum motivasi ini adalah dari kepuasan rendah kepada kepuasan tinggi
motivasi ekstrinsik (higiene)
motivasi yang berasal dari lingkungan. Kontinum motivasi ini adalah dari ketidak puasan rendah kepada ketidak puasan tinggi
Dari penjelasan kedua teori tersebut, dapat dikatakan jika teori ekstrinsik tidak mampu membuat orang puas. Hanya mampu mengeliminir ketidakpuasan. Kepuasan dapat diraih melalui motivasi instrinsik.
Ada banyak hal yang menjadi urgensi dari memotivasi diri, namun ada 3 hal pokok yang menjadi urgensi dalam memotivasi diri yang berhubungan dengan suatu organisasi, hal tersebut adalah :
Tekun dalam bekerja
Orang yang dapat memotivasi dirinya sendiri akan tamapak dari ketekunannya dalam bekerja. Ia akan bekerja secara rutin dan berkesinambungan, bukan bekerja secara temporer dan flktuatif
Selalu berinisiatif dan kreatif
Kemampuan memotivasi diri juga akan membuat kita selalu berinisiatif dan kreatif.inisiatif adalah berbuat terlebih dahulu sebelum orang lain melakukannya. Kreatif adalah kemampuan untuk menghadirkan ide-ide baru. Inisiatif dan kreatif menjadi karakter orang yang mampu memotivasi diri karena dua sifat tersebut membutuhkan semangat untuk menghadapi tantangan. Hal ini hanya dimiliki oleh orang yang mampu memotivasi diri
Produktivitas dalam bekerja tinggi
Orang yang mampu memotivasi diri, akan mampu menyenangi pekerjaannya sehingga dia akan lebih produktif dibandingkan orang lain.
Pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah bagaimana cara untuk menumbuh kembangkan motivasi diri di lingkungan organisasi? Sumber pemicu untuk menumbuhkan motivasi diri pada manusia menurut Satria Hadi Lubis dalam bukunya Total Motivation , ada 4 dimensi yaitu :
Visualisasi (visualitation) untuk dimensi mental
Tanggung jawab (responsibility) untuk dimensi spiritual
Kenyamanan dan kesukaan (excited) untuk dimensi emosional
Gerakan (move) untuk dimensi fisik
Salah satu cara yang bisa diaplikasikan dalam suatu organisasi atau area kerja adalah dengan menempel kata-kata penggugah semangat di tempat yang mudah dilihat.
Dengan melakukan hal tersebut, maka secara tidak langsung akan menanamkan suatu informasi ke dalam otak bawah sadar (teknik affirmatif ) karena seringnya melihat dan membaca kata-kata tersebut. Pengendapan kata-kata tersebut di otak bawah sadar lambat laun akan memicu otak untuk melakukan hal yang sudah tertanam di alam bawah sadar tersebut. Sehingga proses untuk menggiring pola pikir dari seseorang (getting to the right mindset) akan lebih cepat. Hal ini juga sejalan dengan hukum ketertarikan atau The law of attraction yang dikemukakan oleh Michael J Losier, hukum ini berisi segala sesuatu yang kita pikirkan dengan segenap perhatian energi, dan konsentrai pikiran, baik hal yang positif maupun negatif akan datang ke dalam kehidupan kita.
Dengan perkataan lain, hukum ketertarikan itu akan merespons segala getaran yang kita buat. Seperti apa responnya, tergantung pada getaran yang kita pancarkan. Sederhananya, jika pikiran kita menari-nari di cakrawala positif, maka pengalaman positif yang akan muncul. Sebaliknya, jika negatif, maka hal negatif yang akan dipancarkan.
Rekomendasi
Dari uraian di atas, rekomendasi yang diberikan terkait dengan meningkatkan produktivitas karyawan adalah dengan menempel kata-kata penggugah semangat di tempat yang mudah dilihat dan menggantinya jika dirasakan telah berkurang efeknya. Melalui hal tersebut diharapkan kinerja karyawan akan meningkat sehingga dapat sedikit demi sedikit menghapus image kurang baik yang disematkan pada karyawan BUMN.
Referensi
http://id.wikipedia.org/
http://rumahbelajarpsikologi.com/
http://www.ugmc.bizland.com/
Sabili, No. 07 TH. XVI 23 OKTOBER 2008/23 SYAWAL 1429
Total Motivation, Lubis Satria Hadi, PRO-YOU : Yogyakarta, 2008.
INDEPENDENT Training – Developing – Consulting
BalasHapus(Piranhamas Group) Jl. Ikan Piranha Atas V No. 1, Malang – 65142
Telp. : 0341 487 600, HP. : 081 333 841183, 0817 537894, 0341 5455330
Malang, 12 Juli 2009
Kepada YTH :
HRD Manager
Perihal : Penawaran Pemberian Pelatihan MOTIVASI Untuk Staff
Guna Menunjang Kinerja dan Produktifitas
Dengan Hormat,
Setelah sukses kami untuk 3 session dengan PT Aneka Tuna Indonesia di Finna Golf - Prigen, bersama dengan ini kami dari Independent Training – Developing – Consulting, mengajukan penawaran kepada perusahaan yang Bapak pimpin yang ditujukan kepada para Staff untuk memberikan pelatihan yang difokuskan kepada : Motivasi Gairah Kerja dan Peningkatan Produktifitas.
Adapun untuk pelaksanaannya kami bagi dalam 2 tahap masing masing 2,5 jam dengan model dikelas dan beberapa games serta dibackup dengan TNA (Training Need Analysis) serta R.O.T.I. (Return Training On Invesment). Sedangkan untuk fasilitas yang kami berikan :
1. Hardcopy sampai dengan 10 orang disediakan oleh Trainer.
2. Sertifikat sampai dengan 10 orang disediakan oleh Trainer.
3. Disediakan door price dari Trainer.
4. Lunch Family Style
2 times of Coffee Break
Standard equipment meeting: Pen, Notepad, Candy
White Board, Flip Chart, Screen Portable
LCD
Standard sound system and microphones
Free WI FI Access
Dan untuk pelaksanaannya bisa menyesuaikan dengan jadwal dari perusahaan yang Bapak pimpin serta kebutuhan para peserta.
Mengenai penawaran biaya terbaik yang kami berikan kepada perusahaan yang Bapak pimpin untuk pokok bahasan diatas kami sampaikan dalam dua penawaran :
1. Untuk pelaksanaan di : Penanggungan Room, FINNA GOLF & COUNTRY CLUB RESORT Jl. Raya Barsari Prigen, Pasuruan, seharga Rp. 4.900.000,- (#empat juta sembilan ratus ribu rupiah#).
2. Untuk pelaksanaan di : Hall UKM Center Sampoerna, Ruko Taman Dayu Blok D 2, Pandaan Pasuruan, seharga Rp. 4.400.000,- (#empat juta empat ratus ribu rupiah#).
Demikian yang kami sampaikan, semoga terjalin kerja sama dikemudian hari yang saling menguntungkan. Kami selalu menunggu konfirmasi dan khabar baiknya.
Hormat kami,
Agus Setiyawan
Project Manager Professional Training for Management and Technical Staff
Piranhamas Group http://piranhamas.wordpress.com
BACKGROUND Pembicara : Agus Setiyawan (15 thn di Manufacturing, 8 thn di Training))
Memiliki kompetensi, leadership, team work, berjiwa dinamis, inspiratif dan menyukai tantangan, Computer (Microsoft Office - Powerpoint, Word, Ecxell, Mechanical Dekstop, Auto Cad)
Adapun kemampuan manajerial dan lapangan serta pengaturan karyawan ditunjang dengan berhasilnya untuk mendapatkan serta mempertahankan dalam meraih prestasi atau sertifikasi :
ISO 9001 : 2000, ISO 13485 : 2003, ISO 14001 : 2004, SM – K3, Bendera Emas, Zero Accident, UKL – UPL, CPOB, c-GMP, Tokio Marine, TQM, 5S – 5R – 5P. Sehubungan kami sebagai P2K3, Wakil MR (Management Representative), Lead Auditor, Safety Engineer dan Trainer berbagai system dan MOTIVASI Produktifitas.
Dan dengan menggunakan metode KPI (Key Performance Indicator), OGSM (Objective, Goal Strategy, Measurement) dan pembagian targed dalam CQSC (Cost, Quality, Service, Comply) serta teori evolusi dipercepat untuk menunjang keberhasilan team serta target dan pressure dari perusahaan, kami telah mampu dan melaksanakannya.