Teori VS Praktik

Dingin AC di kamar malam ini mengingatkan dinginnya suasana wawancara akhir dengan HRD sewaktu dulu saya melamar kerja di salah satu perusahaan elektronik dengan simbol senyumnya. Saat itu setelah melewati tes TPA, kemudian yang lolos ikut tes Psykotes (paling sebel nih sama tes ini capek banget rasanya setelah tes ini) tibalah pada tes terakhir yaitu tes wawancara dengan HRD.
Pewancaranya sewaktu itu ada dua orang laki-laki dan perempuan, biasa pertanyaan pembuka introduction yourself bla bla bla kemudian tibalah saat pertanyaan yang menurutku pertanyaan puncaknya, “anda adalah orang yang teoritis atau yang praktis?” dengar pertanyaan tersebut jawaban yang saya berikan adalah pada dasarnya saya bukanlah orang yang teoritis namun juga bukan orang yang praktis, dalam artian saya berada di tengah keduanya. Mengapa saya katakan demikian, menurut saya teori dalam bidang keilmuan dilakukan dengan sebuah metodologi tertentu yang kemudian menghasilkan sebuah hukum yang kebenaran dari hukum tersebut pada kehidupan real akan bernilai benar ketika asumsi-asumsi yang dipakai sama dengan yang dipakai dalam teori tersebut, sebagai contoh apabila kita merebus air dengan panas sekian derajat dan suhu lingkungan sekian derajat maka akan mendidih dalam waktu sekian. Perhitungan berdasarkan teori di atas pada kenyataan akan bernilai benar apabila asumsi dan parameter yang dipakai juga sama dengan teori tersebut, namun apabila ada asumsi yang berbeda semisal dalam teori, asumsi yang dipakai panas dari kompor adalah konstan namun dalam kenyataan api di kompor tidak konstan maka nilai akhirnya juga dapat terjadi deviasi atau penyimpangan.
Untuk praktik, menurut saya akan lebih baik dilakukan apabila memang kita memahami atau setidaknya mengetahui dasar dari teori yang dipakai dalam melakukan praktek tersebut, jadi tidak hanya berdasarkan prakteknya saja tanpa mempelajari teori yang berhubungan dengannya. Sebagai contoh misalkan ada kabel teraliri listrik yang terbuka dan kita ingin menyingkirkannya, secara lazim kita menggunakan kayu agar tidak terkena aliran listrik karena berdasarkan yang pernah kita praktikan memakai kayu tidak akan terkena aliran listrik. Coba bayangkan apabila di tempat tersebut tidak ada kayu, hanya ada batang besi dan kuningan, apakah kita akan mencoba-coba untuk menggunakan diantara kedua benda tersebut? terlalu beresiko bukan. Namun bila kita mengetahui teori mengenai jenis-jenis konduktor dan isolator maka akan berbeda ceritanya. Sehingga menurut saya kita harus seimbang dalam teori dan praktik.
Jawaban yang panjang kali lebar kali tinggi tersebut mungkin kurang memuaskan, mereka masih terus mendesak sampai pada pilihan antara teori dan praktik bila harus memilih mana yang lebih anda dahulukan? Sebuah pertanyaan yang sulit karena jawaban dari pertanyaan tersebut adalah sebuah pertanyaan yang ibarat pedang bermata dua, bisa menyerang saya yang mengatakan berada di tengah keduanya. Saya ajukan jawaban tetap pada posisi di tengah, namun mereka ingin agar saya memilih di antara keduanya dan alasannya. Ketika pertanyaan tersebut diajukan, sebenarnya saat pewancara berbicara dan arahnya ke sana, saya mulai menyusun jawaban-jawaban secepat otak saya bisa berpikir yup secepat-cepatnya bisa dipacu dan menentukan setiap diksi atau pilihan kata yang tepat yang bisa saya temukan dalam memory otak saya, maka ketika pewawancara selesai berbicara saya jawab bahwa saya akan lebih memilih mencoba memahami atau mengerti sebuah teori terlebih dahulu sebelum saya bertindak.
Benar dugaan saya, vonis langsung mereka pada saya adalah saya adalah orang yang teoritis. Bantahan saya tetap pada argumen saya di atas, lama juga kita berdebat di ruang wawancara tersebut, sampai saat keluar ditanya oleh peserta lain ditanya apa saja sampai lebih lama dari yang lain, saya Cuma bisa senyum saja. Yah pada akhirnya HRD tersebut tidak menerima saya mungkin dikarenakan jawaban saya dan mungkin juga karena saya dianggap terlalu vokal, mungkin pikirnya baru wawancara saja sudah berdebat lama, namun waktu itu saya tidak kecewa karena saya merasa saya memberikan jawaban yang sesuai, adapun tidak diterima berarti belum rejekinya, mungkin hal tersebut lebih baik karena dari hasil wawancara tersebut saya dan HRD berbeda dalam cara pandang dan cara pikir yang dapat menjadi ganjalan suatu hari nanti.
Malam ini sebelum tidur jadi ingin saya tuliskan definisi yang sebenarnya dari teori dan praktik tersebut, yang menurut saya dapat lebih mendukung argumen saya di atas. Kata teori memiliki arti yang berbeda-beda pada bidang-bidang pengetahuan yang berbeda pula tergantung pada metodologi dan konteks diskusi. Secara umum, teori merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta-fakta .[Selain itu, berbeda dengan teorema, pernyataan teori umumnya hanya diterima secara "sementara" dan bukan merupakan pernyataan akhir yang konklusif. Hal ini mengindikasikan bahwa teori berasal dari penarikan kesimpulan yang memiliki potensi kesalahan, berbeda dengan penarikan kesimpulan pada pembuktian matematika.Dalam ilmu pengetahuan, teori dalam ilmu pengetahuan berarti model atau kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena alami atau fenomena sosial tertentu. Teori dirumuskan, dikembangkan, dan dievaluasi menurut metode ilmiah. Teori juga merupakan suatu hipotesis yang telah terbukti kebenarannya.Manusia membangun teori untuk menjelaskan, meramalkan, dan menguasai fenomena tertentu (misalnya, benda-benda mati, kejadian-kejadian di alam, atau tingkah laku hewan). Sering kali, teori dipandang sebagai suatu model atas kenyataan (misalnya : apabila kucing mengeong berarti minta makan). Sebuah teori membentuk generalisasi atas banyak observasi dan terdiri atas kumpulan ide yang koheren dan saling berkaitan. (sumber : Wikipedia.org)
Sedangkan prak•tik n 1 pelaksanaan secara nyata apa yg disebut dl teori: teorinya mudah, tetapi -- nya sukar; 2 pelaksanaan pekerjaan (tt dokter, pengacara, dsb): -- dokter dibuka mulai pukul 15.00; 3 perbuatan menerapkan teori (keyakinan dsb); pelaksanaan: aturan itu menemui kesukaran dl -- nya; -- kandang kerja praktik yg dilakukan di perusahaan peternakan (mencakup pengelolaan, perkandangan, pemberian makan, dsb); ber•prak•tik v melakukan (melaksanakan) pekerjaan (tt dokter, pengacara, dsb): mereka ~ selama dua minggu; ia ~ sbg seorang astrolog; mem•prak•tik•kan v melakukan (apa yg tsb dl teori, pelajaran, dsb); melaksanakan; enunaikan: ~ teori yg telah dipelajarinya; ~ ajaran Budha (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/).
Jadi bagi saudara sekalian, perkawankanlah antara teori dan praktik dengan baik, jika anda mempelajari sebuah teori coba bayangkan penerapannya dan bila memungkinkan praktekkanlah, karena dalam kehidupan seseorang dengan teori dan praktek yang seimbanglah yang mempunyai peluang sukses lebih besar.
"Dan janganlah engkau turut pada sesuatu yang engkau tidak mempunyai pengertian dalam hal itu." (al-lsra': 36)
"Katakanlah: "Apakah sama antara orang-orang yang mengetahui - yakni berilmu - dan orang-orang yang tidak mengetahui - yakni tidak berilmu." (az-Zumar: 9)
"Allah mengangkat orang-orang yang beriman dari engkau semua dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dengan beberapa derajat." (al-Mujadalah: 11)
Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang menempuh sesuatu jalan untuk mencari ilmu pengetahuan di situ, maka Allah akan mempermudahkan baginya suatu jalan untuk menuju ke syurga." (Riwayat Muslim)
Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa keluar untuk menuntut ilmu, maka ia dianggap sebagai orang yang berjihad fi-sabilillah sehingga ia kembali." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.
Ah jadi ingin melanjutkan kuliah lagi ^^ semoga diijabah oleh Alloh, tapi nikah dulu kali ya he2x. Well, dah ngatux neh besok harus nyari duit lagi, semoga bermanfaat.

Komentar

Postingan Populer