Bagaimana Film Wanted dan Matrix dijelaskan secara ilmiah

Minggu kemarin sewaktu main futsal, ada sesuatu hal saya aneh dan membuat penasaran, dan setelah diriset sedikit ternyata bisa dijelaskan secara ilmiah. Ceritanya begini, waktu itu saya jadi kiper (gara' momo yang biasa kiper gak bisa ikutan main), yang aneh adalah sewaktu pemain lawan menendang bola kick off (biasa kalau kick off tendangan langsung mengarah ke arah gawang ditendang dengan sekeras-kerasnya) sewaktu sedang konsen ke bola yang akan ditendang, tiba-tiba berdegup kecang dan semakin cepat dibanding biasanya, seiring dengan progresif degup jantung mencapai maksimal, tiba-tiba pandangan menjadi menyempit seperti kita melihat dalam terowongan dan seketika sekeliling selain bola menjadi kabur, blur bahkan wajah teman-teman saya seperti cat yang luntur, dan ketika bola di tendang slow motion seperti dalam gerakan matrix atau seperti adegan dalam film Wanted, menjadi sesuatu yang nyata, segalanya bergerak lambat seakan bisa melihat bola melayang dengan distorsi geraknya yang kadang ke kanan kiri hingga bisa dilihat ke mana arah bolanya hingga akhirnya bisa ditepis.
Jika teman-teman pernah melihat film Wanted (jangan liat angelina jolie nya saja makanya) perhatikan sewaktu orang-orang yang mempunyai kekuatan lebih, ketika akan mengeluarkan kekuatannya maka dia akan memompa darah ke jantung lebih banyak dan lebih cepat (dapat kita ketahui dari efek suara degup jantung yang lebih cepat), dan setelah itu kemampuannya meningkat lebih dari biasanya. Menurut saya penjelasan akan hal tersebut dapat kita rujuk ke Dave Grossman, seorang pensiunan letnan kolonel angkatan darat dan pengarang On Killing, berpendapat bahwa state of arousal yang optimal-rentang ketika stress berfungsi meningkatkan kemampuan-adalah ketika denyut jantung kita antara 115 dan 145 denyut per menit (Blink : hal 267) jadi menurut letkol di atas ketika dalam rentang detak jantung tersebut, stress kita dapat meningkatkan kemampuan tubuh, seperti pandangan menyempit, blur dan menjadi slow motion, seperti yang saya alami di atas. Namun menurut letkol tersebut jika degup jantung kita melebihi rentang tersebut maka bukan meningkatkan kemampuan yang diperoleh justru sebaliknya, "selewat 145" kata Grossman, "hal-hal buruk mulai terjadi. Kemampuan motorik yang kompleks mulai mogokmengerjakan sesuatu dengan tangan yang tidak biasa menjadi sulit sekali....Pada 175, kita mulai menyaksikan rusaknya proses kognitif...Otak bagian depan mogok, dan otak bagian tengah-bagian tengah yang mirip dengan komponen otak anjing (samua mamalia mempunyai bagian otak macam ini)-maju ke depan mengambil alih tugas otak bagian depan. Sederhananya karena prosesor kita hang maka semua menjadi kacau, perintah otak ke tangan, kaki, mata dan sebagainya jadi terganggu.
Ini juga yang dapat menjelaskan kenapa ketika keadaaan terjepit seseorang dapat melompat tembok setinggi 3 meter lebih yang normalnya sulit dilakukan. Berangkat dari riset kecil-kecilan tersebut, sekarang terkadang jika saya mendapat pekerjaan yang memerlukan waktu sangat cepat, yang pertama saya lakukan adalah menaikkan degup jantng saya. Berhasilkah? tidak selalu, karena terkandang saya melebihi rentang stress yang optimal sehingga malah kacau semua he2x, kesimpulannya perlu latihan saja untuk mengetahui sampai berapa lama kita mencapai state of arousal yang optimal. Berani mencoba?

Komentar

Postingan Populer